Berwarna atau Hitam Putih

“Enaknya tetap berwarna atau hitam putih?” Sebuah tanya mengawali perdebatan di dalam pikiran. 

Saya rasa pertanyaan tersebut pernah hinggap di kepala setiap fotografer. Atau setidaknya mereka yang suka mengedit foto.  

Pun pada saya, pertanyaan tersebut beberapa kali muncul. Seringnya ketika mengedit foto yang saya rasa bisa dibuat menjadi hitam putih. Bahkan di tahun-tahun awal memotret, saya pernah memotret hitam putih langsung dari kamera untuk beberapa waktu. 

Matahari terbit di Gunung Gajah
Pemandangan matahari terbit di Gunung Gajah dalam foto berwarna dan hitam putih.

Berbeda dari sebelumnya di mana saya memotret berwarna lalu mengeditnya menjadi hitam putih. “Colors are distraction,” kata saya yang sok idealis kala itu. Bosan sendiri, akhirnya saya kembali memotret berwarna hingga sekarang. Hanya sesekali saya edit menjadi hitam putih.

Nyatanya hal sok idealis yang pernah saya lakukan itu tak terbuang percuma. Kini saya bisa menjawab kapan harus menggunakan foto berwarna dan kapan harus memakai foto hitam putih. 

Seorang pengepul barang bekas sedang beristirahat di pinggir jalan raya.

Jawaban paling gampang adalah rasa. 

Ketika memang lebih suka dengan foto berwarna, ya biarkan saja tetap berwarna. Warna pada foto merupakan detail yang bisa memberi informasi tambahan pada foto. Warna biru misalnya, memberi kesan dingin pada foto. Biasanya dipakai pada saat sore hari atau cenderung gelap. Bisa juga dipakai untuk warna langit agar terkesan cerah.

Sebaliknya warna kuning atau oranye memberi kesan hangat. Warna ini sering kita temukan pada saat matahari bersinar cerah. Sedangkan hijau, merupakan warna dominan alam dan pemandangan.

Namun, kalau kita ingin menonjolkan subyek dan menampilkan kesederhanaan pada foto, hitam putih bisa menjadi opsi. Foto portrait misalnya. 

Tak sedikit foto portrait yang menggunakan tone hitam putih, walau tak jarang juga yang berwarna. Platon, fotografer yang terkenal memotret orang-orang hebat, kerap memotret portrait menggunakan tone hitam putih. Karya-karyanya sangat fenomenal. Lihatlah dan rasakan emosi pada setiap foto yang diambil. 

Para penambang pasir mengambil pasir di sungai menggunakan alat seadanya.

Hitam putih menghilangkan elemen-elemen yang dirasa tak perlu atau malah mengganggu. Pada foto hitam putih, fotografer ingin agar orang yang melihat foto bisa lebih fokus pada elemen-elemen penting, seperti emosi, guratan wajah, dan pesan yang ingin ditampilkan. 

Kembali ke pertanyaan “Enaknya tetap berwarna atau hitam putih?” Jawaban saya, coba saja edit dalam dua tone, berwarna dan hitam putih, lalu bandingkan. Lihat hasilnya dan rasakan, mana foto yang lebih bagus. 

BACA JUGA: