Siapa makhluk yang paling kuat? Waktu masih kecil, dengan suara lantang saya selalu menjawab Superman.
Siapa yang tak setuju? Superman bisa mengangkat benda-benda yang beratnya hingga 10x lipat lebih dari berat badannya sendiri. Ia juga bisa terbang ke luar angkasa yang tidak ada oksigen dan kembali lagi dalam beberapa kali kedipan mata. Selain itu, dari matanya bisa muncul laser yang bisa memotong baja.
Baju Superman menjadi baju favorite saya waktu itu. Saya berlari ke sana kemari dengan tangan mengepal satu di depan membayangkan sedang terbang seperti pose andalan Superman. Tak lupa ujung rambut dibasahi lalu dibentuk menjadi huruf S. Hanya satu hal yang tak saya tiru dari Superman, memakai celana dalam di luar. Agaknya saya masih terlalu risih untuk mengikutinya perihal hal ini.
Ketika mulai mengenal karakter pewayangan, jawaban saya mulai beralih ke Gathotkaca. Otot kawat tulang besi. Slogan yang cukup terkenal untuk menggambarkan kuatnya anak dari Werkudara dan Hidimbi ini.
Bahkan ketika lahir saja, tak ada satu pun senjata yang bisa memotong tali pusarnya. Hingga akhirnya Arjuna mendapatkan sarung senjata Kuntawijaya setelah meminta pada para dewa. Itu pun ia masih harus bertarung dengan Kresna memperebutkan senjata Kunta tersebut. Barulah pusar Gathotkaca bisa dipotong walau hanya menggunakan sarung Kunta saja.
Sama seperti Superman, Gathotkaca juga bisa terbang tanpa sayap. Ia sendiri adalah makhluk setengah raksasa karena Hidimbi, ibunya adalah seorang raksasa. Mungkin besarnya seperti Hagrid dalam film Harry Potter.
Nyatanya, makhluk terkuat tak harus selalu memiliki badan yang besar, bisa terbang, mampu mengangkat benda berat, atau menembakkan laser dari kedua matanya. Bisa jadi malah sebaliknya.
Sewaktu memasuki pintu pertama ArtJog tahun 2022 lalu, sebuah gumpalan besar terbuat dari fiber, dacron, benang katun, kain sintetis, dan bulu angsa dipajang di sudut ruangan. Tingginya lebih dari 2,5m dan lebarnya lebih dari 3m.
Pada lantainya, terdapat batu-batu dengan cetakan seekor binatang dengan berbagai bentuk dan ukuran ditata apik seperti jalan setapak, mengarah ke gumpalan di ujung ruangan.
Benda besar tersebut merupakan gambaran dari Tardigrada atau Beruang Air. Berbanding terbalik, Tardigrada sebenarnya memiliki ukuran 0,5mm. Saking kecilnya, kita harus menggunakan mikroskop untuk melihatnya.
Kecil-kecil cabe rawit. Mungkin juga cukup pantas disandang oleh binatang yang bisa hidup dalam kondisi ekstrem ini. Bayangkan saja, beruang air bisa bertahan hidup di suhu dingin hingga -273 °C dan panas hingga 150 °C untuk beberapa menit.
Selain itu, beruang air juga tahan terhadap radiasi dan juga bisa menahan tekanan di luar angkasa atau pun di Palung Mariana, palung terdalam di lautan. Membayangkan saja sudah membuat bulu kuduk merinding.
Tak heran Tardigrada dijuluki sebagai “makhluk abadi” karena nyaris tak bisa dimusnahkan.
Melalui karya dari Christine Ay Tjoe berjudul Personal Denominator ini, saya diajak kembali untuk merefleksikan arti dari kuat. Kuat tak berarti membuat otot kawat tulang besi seperti Gathotkaca atau bisa menembakkan laser seperti Superman.
Menjadi kuat bisa saja berarti bisa bertahan hidup.
Jadi, siapa yang makhluk yang paling kuat menurutmu? Superman? Gathotkaca? Tardigrada? Orang berduit seperti kata ngab-ngab skena “Lo punya duit, lo punya kuasa”? Atau ibu-ibu sein kiri tapi belok kanan?
BACA JUGA