Anak-anak sedang padusan di kolam spa (Foto: Erio Fanggidae) |
Bulan Ramadhan sudah tinggal beberapa jam lagi. Bulan suci bagi seluruh umat Islam di dunia ini selalu disambut dengan suka cita. Banyak tradisi-tadisi yang dilakukan menjelang kedatangan Bulan Ramadhan, Padusan misalnya. Padusan berasal dari Bahasa Jawa, adus yang berarti mandi. Padusan dilakukan untuk menyucikan atau membersihkan diri sebelum mulai berpuasa. Kolam pemandian umum seperti kolam renang atau sungai selalu menjadi tujuan untuk melakukan Padusan. Karena itulah tidak heran kalau saat Padusan kolam atau sungai yang sebelumnya sepi menjadi sesak dipenuhi orang-orang yang ingin Padusan.
Saat masih kecil, saya sangat antusias mengikuti tradisi Padusan. Sehari sebelumnya, saya dan teman-teman biasanya mendiskusikan rencana melakukan Padusan. Kolam Renang Kalitaman selalu menjadi tujuan utama kami untuk Padusan. Alasannya tentu saja karena dekat dengan rumah dan bisa dicapai hanya dengan jalan kaki. Sampai di sana, kolam sudah dibanjiri manusia, tak ubahnya seperti semangkuk sup buah yang luber karena terlalu banyak buah di dalamnya. Kala itu saya tidak peduli walau harus berjejalan dengan manusia-manusia lainnya. Bagi saya yang penting bisa bermain air dengan teman-teman bukan lagi untuk membersihkan diri. Lagian, mana mungkin bisa menyucikan diri kalau kolam renangnya saja dipenuhi orang seperti itu. Air kolam yang tadinya berwarna biru sampai berubah warna, campuran antara keringat, daki dan mungkin sedikit tambahan air seni.
Tradisi Padusan tidak hanya dimonopoli oleh orang Jawa. Tradisi serupa juga pernah saya temui ketika saya tinggal di Pekanbaru, Riau. Di sana, Padusan dikenal dengan sebutan Balimau. Balimau juga mempunyai tujuan yang sama dengan Padusan. Bahkan, tempat untuk melakukannya pun juga sama, di kolam pemandian umum. Entah bagaimana awal mula terjadinya tradisi serupa dari dua tempat yang berbeda. Mungkin saja dulu ada saudagar entah dari Jawa atau Sumatera yang membawa tradisi ini lalu disebarkan dan berkembang hingga sekarang.
Saat ini, tradisi Padusan sudah tidak seramai dulu. Hari padusan yang jatuh di pertengahan minggu menjadi salah satu alasan padusan tidak dilakukan. Saya sendiri sudah tidak melakukan Padusan sejak masuk SMA, alasannya karena sudah malas berhimpitan di dalam kolam renang. Terlebih sesampainya di rumah saya biasanya mandi lagi karena merasa tidak bersih saat mandi di kolam renang. Jadi, daripada harus mandi dua kali, lebih baik saya mandi di rumah saja.
Dalam Agama Islam, tradisi Padusan atau Balimau sebenarnya tidak ada. Di dalam Al-Quran atau Hadist tidak tercantum perintah untuk melakukan Padusan sebelum puasa. Ini adalah murni tradisi yang berkembang di masyarakat Jawa dan Sumatera. Karena Padusan adalah sebuah tradisi, jadi tidak ada keharusan untuk melakukan Padusan sehari sebelum memasuki Bulan Ramadhan. Namun begitu adus atau mandi tetap harus dilakukan setiap hari supaya badan segar dan bersih. Jadi, sudah mandi hari ini?