Dark Cave: Menelisik Kehidupan dalam Kegelapan

Dark Cave Malaysia
Dark Cave Malaysia

Mulut gua ini seperti sebuah mulut seorang raksasa, pikir saya. Batangan kapur yang mengeras pada langit-langit gua atau stalaktit menjuntai ke bawah persis seperti gigi taring. Ukurannya beragam. Beberapa stalaktit malah ada yang sudah menyatu dengan stalakmit di bawahnya. Persatuan keduanya membentuk pilar yang menopang langit-langit gua.

Di bagian tengah gua, toples kaca berisi cairan diletakkan berjajar di atas meja. Beberapa lainnya dimasukkan ke dalam dua lemari etalase kaca yang berdiri di sebelahnya. Di dalamnya dibenamkan kelelawar albino, ular, kalajengking dan binatang lainnya. Mereka semua diawetkan dan menjadi pajangan bagi para pengunjung yang penasaran tentang kehidupan di dalam Dark Cave Malaysia. Betapa tak terbayangkan bagaimana rasanya hidup dalam kegelapan. Sedangkan di sisi lain dipajang berbagai informasi tentang gua yang ditemukan pertama kali oleh Kapten H. C. Syers dan William T. Hornaday pada tahun 1878.

Kelelawar diawetkan
Kelelawar, ular, kalajengking dibenamkan di dalam cairan dalam toples dan kemudian dijadikan pajangan. Mereka adalah binatang yang hidup di dalam Dark Cave.

Bersama dengan puluhan turis dari berbagai negara, kami menunggu giliran untuk masuk ke dalam gua selama hampir setengah jam. Sebelumnya kami harus membayar RM35 untuk bisa mengikuti tur menjelajahi Dark Cave. Seorang pemandu berusia dua puluhan mengenakan helm keselamatan memanggil kelompok kami. Ia meminta kami berdiri membentuk setengah lingkaran menghadapnya. Kemudian ia membagikan sebuah helm dan senter kepada peserta grup. Setelahnya ia memberikan briefing singkat tentang gambaran tur yang akan kami lakukan beberapa menit lagi.

Sebuah cahaya senter dari dalam gua menjadi penanda bahwa grup sebelum kami sudah kembali. Kini saatnya grup kami yang akan masuk menjelajah gua sedalam 2 km ini. Pemandu kami berjalan di depan diikuti oleh peserta rombongan tur. Rasanya kami sedang masuk ke dalam kerongkongan raksasa. Langit-langit mulai merendah. Lebarnya pun mulai menyempit. Namun kegelapan belum sepenuhnya menyelimuti. Di langit-langit gua cahaya masih menyelinap masuk melalui lubang dinding gua. Tembus sampai ke bawah dalam bentuk batang-batang cahaya. Orang-orang biasa menyebutnya Cahaya Surga karena keindahannya.

Topografi binatang yang hidup di dalam Dark Cave
Persebaran binatang dan serangga yang hidup di dalam Dark Cave Malaysia.

Kami tiba pada pemberhentian pertama kami. Pemandu menyuruh kami mendekat. Ia membuka album yang dipegangnya sedari tadi. Diperlihatkannya kepada kami gambar sebuah siput kecil dengan cahaya hijau berpendar atau Prosopeas tchehelense dalam bahasa latin. “Siput tersebut mengalami evolusi dikarenakan lingkungan tempat tinggalnya,” jelasnya. Lalu ia berjongkok pada sebongkah batu dihadapannya sambil mencari-cari sesuatu. Semenit kemudian ia memberi isyarat agar kami berjongkok dan melihat batu lebih dekat. Mata kami tertuju pada obyek kecil di ujung jarinya. Ternyata siput yang dibicarakan tadi memiliki ukuran sangat kecil. Bahkan lebih kecil dari buku jari saya.

Tak jauh dari tempat kami melihat siput bercahaya, pemandu meminta kami untuk melihat ke sebelah kanan. Kami mengedarkan pandangan dengan cahaya senter untuk membantu menembus kegelapan. Tidak ada apa-apa di sana. Hanya ada area yang sedikit luas dengan tanah lembek di atasnya. “Ini adalah guano,” tuturnya, atau bisa dikatakan sebagai toilet umum kelelawar yang tinggal di Dark Cave.

Light Coloured Snail (Prosopeas tchehelense)
Light Coloured Snail (Prosopeas tchehelense) atau siput bercahaya dalam lingkaran merah. Cahaya yang dihasilkannya merupakan salah satu bentuk evolusi terhadap lingkungan yang minim cahaya.

Kami meneruskan perjalanan jauh ke dalam gua. Semakin ke dalam, gelap semakin pekat. Kelembaban pun terasa dua kali lipat. Kami tak perlu khawatir soal oksigen, sebab gua ini memiliki sirkulasi udara yang baik. Beberapa kali kami bisa merasakan hembusan angin yang cukup kuat dari dalam gua.

Beberapa kali kami berhenti pada spot-spot tertentu untuk melihat lebih dekat berbagai evolusi binatang yang hidup di lingkungan minim cahaya atau bahkan gelap gulita. Kebutaan karena tidak bisa melihat memaksa mereka untuk memaksimalkan indra lainnya, seperti indra pencium, perasa dan pendengaran. Akibatnya, bentuk dari evolusinya pun beragam.

Psechrus Spider (Psechrus curvipalpus)
Psechrus Spider (Psechrus curvipalpus) adalah salah satu serangga yang hidup di dalam gua. Panjang tubuhnya hanya sekitar 2 cm. Laba-laba betina memiliki ukuran yang lebih besar daripada pejantan. Dalam keadaan minim makanan, laba-laba Psechrus bisa menjadi kanibal dengan memakan anaknya sendiri.

Selain tubuh yang berpendar, terdapat serangga dengan perubahan bentuk pada bagian tubuhnya. Kebanyakan berubah terlihat lebih seram. Kaki-kaki serangga menjadi lebih banyak dan panjang, seperti kaki seribu dewasa tapi dengan ukuran lebih besar dan kaki yang puluhan kali lebih panjang. Kaki-kaki tersebut berguna untuk mengetahui mangsa yang ada disekitarnya dan juga untuk mengetahui lingkungan sekitarnya. Sebut saja Trapdoor (Liphistius batuensis), laba-laba endimik Dark Cave, Cave Cricket (Diestrammena gravely), Tailles whip scorpion (Sarax brachyclactylus), Psechrus Spider (Psechrus curvipalpus), Long-legged Centipede (Thereuopoda longicornis) dan Pseudoscorpion (Dhanus doveri). Namun ada pula serangga yang tidak banyak mengalami evolusi seperti kecoa gua atau Cave cockroach (Pycnoscelus striatus) dan Black Earwig (Chelisoches morio).

Beberapa spesies binatang bahkan kehilangan pigmen kulit. Terlalu lama hidup terisolasi dari cahaya membuat pigmen hitam yang semula dimiliki menjadi memudar secara perlahan. Kulitnya pun menjadi tampak putih. Sama seperti baju seragam yang terlihat baru setelah diberi pemutih. Evolusi perubahan ini terjadi pada Flatworm/Planana (Dugesia batuensis) dan Spiny Milipede (Ascetophacus macdurei) yang juga merupakan serangga endemik Dark Cave Malaysia.

Evolusi tak hanya terjadi pada serangga. Bahkan juga terjadi pada kelelawar yang pada dasarnya memang tinggal di dalam gua. Setidaknya ditemukan 10 macam spesies kelelawar tinggal bergelantungan di dalam Dark Cave Malaysia. Mulai dari kelelawar jenis pemakan buah seperti Dayak Fruit Bat (Dyacopterus spadiceus), pemakan nektar seperti Lesser Dawn Bat (Eonycteris spelaea) hingga pemakan serangga dengan jumlah spesies yang paling banyak ditemui seperti Intermediate Horseshoe Bat (Rhinolophus affinis), Bicoloured Roundleaf Horseshoe Bat (Hipposideros bicolor) dan banyak lagi.

Dark Cave guide
Pemandu kami menunjukkan gambar pada album yang dibawanya sambil memberikan penjelasan kepada kami tentang kondisi di dalam Dark Cave.

Tidak semua binatang yang hidup di dalam Dark Cave bisa kami jumpai sepanjang petualangan kami menelusuri gua. Kondisi gua yang gelap gulita sudah cukup membuat kami kewalahan melihat jalur pijakan. Apalagi jika kami harus mencari keberadaan serangga dengan ukuran kecil yang telah berbaur dengan lingkungan gua. Ibarat seperti mencari jarum pada tumpukan jerami. Alangkah lebih bijaksana membiarkan mereka hidup tenang di habitatnya tanpa gangguan manusia. Pada dasarnya ancaman terbesar binatang bukanlah predator melainkan manusia.